Di pelajaran sejarah hingga di film-filmHollywood kita sering mendapati kebiasaan bangsa Mesir Kuno yang gemar melakukan mumifikasi (proses pengawetan jenazah menjadi mumi) terhadap orang-orang penting pada masa itu, seperti raja dan pendeta. Namun tahukah kalian, bahwa ternyata bangsa Mesir kuno juga melakukan mumifikasi terhadap binatang? Lalu apa fungsinya mumi binatang ini?
Mumi binatang di Mesir pertama kali ditemukan pada tahun
1888. Pada saat itu seorang petani Mesir secara tidak sengaja menemukan sebuah kuburan kuno saat mencangkul di ladangnya. Kuburan tersebut berisi ratusan mumi sejenis anjing yang dikubur bersama di dalam satu lubang. Sejak saat itu penelitian dan penggalian mumi binatang mulai dilakukan dengan serius.
Mumi manusia sudah jelas tujuannya yaitu agar arwah jenazah orang-orang besar tersebut bisa mencapai nirwana dengan mudah dan diterima oleh dewa. Namun rupanya tujuan membuat mumi binatang agak berbeda. pada umumnya binatang yang dijadikan mumi adalah kucing, kerbau, kera dan buaya. Proses mumifikasinya juga berbeda dengan mumi manusia. Proses mumifikasi manusia mengharuskan organ-organ dalam seperti jantung dan hati untuk dikeluarkan terlebih dahulu agar mumi menjadi lebih awet dan tidak membusuk. Sedangkan pada proses mumifikasi binatang, hal tersebut tidak dilakukan.
Menurut para ahli arkeologi tujuan utama mumifikasi binatang ini dibagi menjadi 4, yaitu sebagai penghormatan terhadap hewan peliharaan, sebagai bekal di alam baka, merupakan representasi dari dewa dan yang terakhir adalah tawaran atau hewan kurban yang dipersembahkan kepada dewa tertentu.
Binatang Peliharaan
Orang Mesir kuno sangat sayang kepada binatang peliharaan mereka. Di beberapa dokumen kuno ditemukan fakta bahwa mereka juga memberi nama hewan peliharaan, sama seperti kita pada masa kini. Saking sayangnya, saat binatang tersebut mati, sang pemilik rela mengeluarkan dana untuk melakukan mumifikasi terhadap binatang tersebut yang akan dikubur bersama mereka kelak ketika sudah meninggal. Tujuannya? Ya untuk menemani di alam baka. Ada-ada saja, ya?
Persediaan Makanan di Alam Baka
Orang Mesir percaya adanya hidup sesudah mati. Mereka yakin bahwa setelah meninggal akan ada kehidupan yang tidak jauh berbeda dengan kehidupan kehidupan dunia, jadi tentu saja mereka butuh makanan. Nah itulah salah satu tujuan mereka membungkus dan mengawetkan beberapa jenis binatang yang biasa menjadi hewan buruan. Bedanya dengan mumi hewan peliharaan, daging binatang untuk bahan makanan ini dikeringkan terlebih dahulu dan sering kali sudah dipotong-potong.
Perwakilan Para Dewa
Kepercayaan orang Mesir kuno adalah politeisme, yakni percaya pada banyak dewa. Beberapa dewa diyakini menjelma ke dalam bentuk beberapa binatang dan hidup bersama manusia di alam dunia. Setelah binatang tersebut mati, lantas dibuat mumi agar bisa terus disembah.
Penawaran Terhadap Dewa
Di kuil para dewa, orang datang untuk berdoa atas berbagai macam permintaan. Orang Mesir percaya bahwa doa mereka akan lebih mudah dikabulkan apabila mereka membawa persembahan untu para dewa. Nah mumi binatang ini adalah salah satu bentuk persembahan yang cukup populer. Para pemohon akan pergi ke kuil sambil membawa mumi binatang kurban dan meletakkannya di samping patung sang dewa. (ak)
0 komentar:
Posting Komentar